Minggu, 02 Februari 2014

METODE PENELITIAN



BAB I
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang Permasalahan
Persaingan dalam bidang usaha di Indonesia semakin pesat, hal tersebut para pengusaha harus lebih keras lagi, agar dapat bertahan dan meningkatkan pangsa pasar serta mendapatkan konsumen baru. Perusahaan tersebut harus mempunyai strategi pemasaran yang tepat, agar usahanya bias bertahan  untuk mendapatkan persaingan teratas dan tujuan dari perusahaan tersebut tercapai.
PT. Tama yang memproduksi pembuatan tas. Perusahaan tersebut ingin meningkatkan volume penjualan pembuatan tas untuk mengirimkan ke sejumlah tempat di Jakarta dengan cara meneliti hubungan antara biaya pembuatan tas, biaya pengiriman dan biaya harga penjualan. Bagaimana cara mengetahui laba terbesar antara biaya pembuatan tas dengan biaya pengiriman, biaya pengiriman dengan biaya penjualan, dan biaya pembuatan tas dengan biaya pengiriman dalam kurun waktu satu bulan dari hasil penjualan.
Promosi tersebut adalah salah salah satu cara pemasaran yang baik dan efektif. Berdasarkan pada promosi tersebut berhasil atau tidaknya akan dapat pengaruh pada perusahaan. Perusahan harus membuat strategi untuk membangun suatu konsumen sepanjang masa dengan produk yang murah dan berkualitas.

1.2              Perumusan Masalah
            Berdasarkan pada perumusan masalah tersebut bagaimana cara mengetahui laba terbesar antara biaya pembuatan tas dengan biaya pengiriman, biaya pengiriman dengan biaya penjualan, dan biaya pembuatan tas dengan pengiriman dalam kurun waktu satu bulan dari hasil penjualan.

1.3              Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah tersebut bertujuan untuk membatasi langkah apa saja yang harus dilakukan peneliti. Berdasarkan pada peneliti akan melakukan penelitian dalam pembuatan tas yang di produksi oleh PT. Tama.

1.4              Tujuan Penelitian
            Tujuan penelitian tersebut ingin mengetahui konsumen dalam pembuatan tas yang diproduksi oleh PT. Tama, apakah laba antara biaya pembuatan tas dengan biaya pengiriman, biaya pengiriman dengan biaya penjualan, dan biaya pembuatan tas dengan pengiriman tesebut berpengaruh dalam kurun waktu satu bulan dari hasil penjualan.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Teknik Metode Sampling
Berdasarkan alam perencanaan suatu penelitian,peneliti dihadapkan pada pilihan untuk mempelajari keseluruhan unsure populasi (manusia atau benda) atau mempelajari hanya sebagian unsure yang diambil dari bagian atau populasi yang lebih besar. Sampling terdiri dari berbagai jenis. Dalam perencanaan sampling akan ditentukan bagaimana unsure diambil dari populasi yang lebih besar atau populasi induk dan berapa jumlah unsure yang akan diambil.

2.2       Perencanaan sampling probabilitas
Perencanan yang menentukan probabilitas atau besarnya kemungkinan setiap unsure dijadikan sampel. Factor pengawasan yang mendasari semua perencanaan sampling probabilitas yang utama ialah sifat keacakan. Perencanaan sampling probabilitas yang biasa digunakan mencakup :
1.        Sampling acak sederhana (simple random sampling)
Pengambilan sampel dalam teknik random ini, peneliti ini memperkirakan sampel dalam populasi berkedudukan sama dari segi2 yang akan diteliti.
2.        Sampling acak distratifikasi secara proposional
Jika penelitian kita memerlukan data bertingkat, berstrata atau bergelombang dan berlapis2.
3.        Sampling acak distratifikasi secara tidak proposional
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tapi kurang proposional.
4.        Sampling area atau gugus (area or cluster sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.

2.3       Teknik Perencanaan sampling nonprobabilitas
Teknik pengambilan sampel tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tujuan umum dari perencanaan sampling probabilitas ialah memperoleh gambaran kasar dari sekumpulan unsure sampel. Dalam sampel non probabilitas sukar untuk menentukan jumlah kesalahan sampling, sehingga peneliti tidak dapat menggeneralisasikan secara langsung beberapa temuannya dengan populasi yang lebih besar. Ini karena populasi yang ada sebagian besar tidak teridentifikasi dengan salah satu atau semua variasi sampling nonprobabilitas. Perencanaan sampling non probabilitas yang biasa digunakan mencakup:
1.        Sampling sistematik
Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Sampling sistematik biasanya digunakan dalam traffic survey atau marketing research.
2.        Sampling kuota
Teknik untuk menentukan sampel secara bebas dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
3.        Sampling aksidental
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4.        Sampling purposive
Teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Misalnya pada penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja.
5.        Sampling bola salju (snowball sampling)
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
6.        Sampling saturasi
Sama sekali bukan sampling, karena metode tersebuit didefenisikan sebagai perolehan semua unsure sampel dalam suatu populasi tertentu yang mempunyai karakteristik yang diinginkan peneliti.
7.        Sampling dense
Sampling secara padat. Terletak diantara sampling acak sederhana dan sampling saturasi. Dengan menaikkan fraksi sampling menjadi satu setengah dan mengambil mayoritas responden yang memiliki sifat atau karakter yang diinginkan peneliti bisa dianggap sampling dense.

2.1       Metode Statistika Nonparametrik
a.                  Uji Tanda
Uji tanda digunakan untuk menguji hipotesis mengenai median populasi. Dalam banyak kasus prosedur nonparametrik, rataan digantikan oleh median sebagai parameter lokasi yang relevan untuk diuji.
Uji tanda juga mempunyai asumsi dimana asumsinya adalah distribusinya bersifat binomial. Binomial artinya mempunyai dua nilai. Nilai ini dilambangkan dengan tanda, yaitu positif dan negatif. Ini mengapa ia disebut uji tanda.
Uji tanda banyak digunakan karena uji ini paling mudah untuk dilakukan pengujiannya dan tidak memakan waktu yang lama. Pengerjaan pengujian ini terbilang cukup mudah. Apabila setiap nilai pengamatan memiliki nilai lebih besar dari nilai rataannya maka diganti dengan tanda (+). Sedangkan, apabila setiap nilai pengamatan memiliki nilai kurang dari nilai rataannya maka diganti dengan tanda (-). Dan, apabila nilai pengamatannya sama dengan nilai rataannya maka nilai pengamatan tersebut harus dibuang.
Pengujian uji tanda yang pertama dilakukan adalah menentukan hipotesis nolnya beserta dengan hipotesis tandingannya. Tentukan pula taraf nyatanya beserta nilai proporsi peubah binomial X-nya. Kemudian melakukan penghitungan  Z hitung (apabila jumlah sampel lebih dari 30) dengan nilai n merupakan jumlah data pengamatan setelah dibandingkan dengan nilai rataannya dan nilai x adalah jumlah data pengamatan dengan tanda (+). Dengan begitu nilai Z akan didapat dan nilai P (proporsi)nya dapat ditentukan. Keputusan H0 akan ditolak apabila nilai P yang didapat lebih kecil atau sama dengan nilai taraf nyatanya.
b.                  Uji Rang-Tanda
Uji Rang-Tanda dicetuskan oleh Frank Wilcoxon pada tahun 1945 dan saat ini disebut sebagai uji rang-tanda Wilcoxon. Uji ini memanfaatkan baik tanda maupun besarnya selisih. Uji rang-tanda Wilcoxon digunakan untuk kasus dua sampel yang dependen bila skala ukur memungkinkan kita menentukan besar selisih yang terjadi, jadi bukan sekedar hasil pengamatan yang berbeda saja. Uji rang-tanda Wilcoxon cocok digunakan bila kita dapat mengetahui besarnya selisih antara pasangan-pasangan harga pengamatan X1 dan Y1 berikut arah selisih yang bersangkutan. Apabila kita dapat menentukan besarnya setiap selisih, maka kita dapat menetapkan peringkat untuk masing-masing selisih itu. Melalui penyusunan peringkat selisih – selisih inilah uji Wilcoxon memanfaatkan informasi tambahan yang tersedia.
Asumsi :
·           Data untuk analisis terdiri atas n buah beda. D1 = Y1 – X1
·           Sampel X dan sampel Y adalah Variabel- variable acak kontinyu dan beda X1 - Y1,  X2 -Y2…dst bersifat kontinyu pula.
·           Hipotesis nol yang di uji menyatakan bahwa median perbedaan pasangan nilai pengamatan kedua sampel sama dengan nol.

2.2       Langkah – langkah uji rang-tanda Wilcoxon :
1.      Asumsikan bahwa populasi perbedaan pasangan nilai pengamatan kedua sampel adalah variable acak kontinyu.
2.     Hipotesis
Uji satu sisi :
a. Ho : W (+) = W (-)               Hi  : W (+) > W (-)
b. Ho : W (+) = W (-)               Hi  : W (+) < W (-)
Uji dua sisi :
Ho : W (+) = W (-)                Hi  : W (+) ≠ W (-)
W (+)  : Jumlah semua peringkat selisih pasangan pengamatan (Wi, Yi) yang bertanda positif.
W (-) :  Jumlah semua peringkat selisih pasangan pengamatan (Wi, Yi) yang bertanda negative.
3.     Untuk setiap pasangan nilai pengamatan (Xi, Yi), hitung perbedaannya (di = Xi – Yi).
4.     Berikan peringkat terhadap perbedaan nilai pasangan pengamatan, mulai dari peringkat 1 untuk perbedaan terkecil hingga peringkat n untuk perbedaan terbesar. Bila terdapat perbedaan nilai pasangan yang sama, perbedaan pasangan nilai yang sama di beri peringkat rata-ratanya . untuk beda nol, tidak diperhatikan.
5.     Bubuhkan tanda kepada peringkat yang sudah dibuat itu: positif atau negative sesuai dengan tanda perbedaan nilai pengamatan aslinya.
6.     Hitung banyaknya di yang bertanda positif (disebut W+) dan negative (disebut W_).
7.     Statistik uji peringkat bertanda Wilcoxon ialah W. M yang dipakai ialah W+ atau W_ yang nilainya lebih kecil :
8.     W+ = ∑ Ri (Semua peringkat positif) dan │W-│= │∑Ri│(Semua peringkat Negatif)
Hipotesa nol ditolak apabilai nilai W+, W-, atau W lebih kecil atau sama dengan nilai di tabel yang sesuai.


BAB III
PEMBAHASAN
3.1       Studi Kasus
Studi kasus merupakan suatu alat yang menjelaskan masalah penelitian yang ada dalam laporan akhir. Berikut ini adalah studi kasus pada uji peringkat bertanda Wilcoxon dan uji kebebasan.
1.      Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon.
PT. Tama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam pembuatan tas untuk pria. Tas yang di produksi baru-baru ini disesuaikan dengan keadaan cuaca yang selalu buruk yaitu perusahaan tersebut membuat inovasi terbaru dengan menambahkan cover bag guna melindungi tas dari hujan. Pihak manajer PT. Tama ingin mengetahui jumlah penjualan tas dengan melakukan survey pada 20 toko yang menjual tas dari PT. Tama selama 1 minggu. Survey dilakukan guna mengetahui hasil penjualan tas yang sebelum diinovasi dan sesudah diinovasi. Berikut ini adalah hasil surveynya.
Tabel 3.1 Data Survey Tas
Toko
Sebelum Diinovasi (unit)
Sesudah Diinovasi (unit)
    1
22
34
2
35
31
3
20
23
4
26
20
5
29
36
6
35
37
7
20
30
8
41
49
9
35
39
10
24
35
11
50
53
12
39
40
13
47
47
14
40
34
15
9
18
16
14
18
17
30
28
18
45
50
19
22
29
20
30
40
Berdasarkan data diatas akan diuji apakah tas yang telah diinovasi lebih laku terjual dibanding dengan tas sebelum diinovasi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05.
2.      Uji Kebebasan Chi-Square
Perusahaan PT. Tama yang memproduksi tas membuat model tas terbaru guna menarik peminat pembelinya. Varian model baru tersebut terdiri dari model messanger bag, sling bag, briefcase, backpack dan duffel bag. Manajer PT. Tama ingin melakukan pengamatan terhadap distribusi varian model tas per-unitnya pada 5 daerah distribusi tas berbeda yaitu Karawang, Cikarang, Cibitung, Tambun, dan Bekasi dalam 1 bulan. Manajer PT. Tama ingin menguji apakah distribusi untuk setiap varian model tas bergantung terhadap daerah distribusinya (dependent) atau tidak. Berikut merupakan data pengamatan rata-rata penjualan varian model tas pada 5 daerah distribusi berbeda.
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Distribusi Tas
Daerah
Varian Model Tas (per unit)
Messanger bag
Sling bag
Briefcase
Backpack
Duffel bag
Karawang
12
10
8
13
11
Cikarang
10
15
9
13
12
Cibitung
14
8
10
7
16
Tambun
9
13
11
12
9
Bekasi
15
10
15
9
17
Berdasarkan data di atas, akan diuji apakah distribusi untuk tiap varian model tas bergantung terhadap daerah distribusinya (dependent) atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05.

3.2       Perhitungan Manual
Perhitungan manual pada modul nonparametric statistics ini akan menjawab dan hasil dari dua studi kasus. Studi kasus yang pertama mencari uji peringkat bertanda Wilcoxon sedangkan pada studi kasus yang kedua menentukan uji kebebasan.
1.      Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon
Pengujian bertanda Wilcoxon secara berurut dapat dilakukan dengan menentukan hipotesis, menentukan taraf nyata dan nilai T tabel, menentukan kriteria pengujian, menentukan nilai uji statistik dan menarik kesimpulan. Taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah sebesar 0,05.
a.       Menentukan Hipotesis
H0 = Model tas dengan inovasi baru tidak lebih laku terjual dari pada sebelum inovasi.
H1 = Model tas dengan inovasi baru lebih laku terjual dari pada sebelum inovasi.
b.      Menentukan Taraf Nyata (α) dan Nilai Ttabel.
α = 0,05, dengan n = 19
Maka : T0,05;19 = 53
c.       Kriteria Pengujian.
H0 diterima apabila Thitung - > 53
H0 ditolak apabila Thitung - ≤ 53
d.      Nilai  Uji Statistik
Tabel 3.3 Nilai Uji Statistik
Toko
X
Y
Beda
(X-Y)
Jenjang
Tanda Jenjang
+
-
1
22
34
+12
19
19

2
35
31
-4
7

7
3
20
23
+3
4,5
4,5

4
26
20
-6
10,5

10,5
5
29
36
+7
12,5
12,5

6
35
37
+2
2,5
2,5

7
20
30
+10
16,5
16,5

8
41
49
+8
14
14

9
35
39
+4
7
7

10
24
35
+11
18
18

11
50
53
+3
4,5
4,5

12
39
40
+1
1
1

13
47
47
0
0
0
0
14
40
34
-6
10,5

10,5
15
9
18
+9
15
15

16
14
18
+4
7
7

17
30
28
-2
2,5

2,5
18
45
50
+5
9
9

19
22
29
+7
12,5
12,5

20
30
40
+10
16,5
16,5

Total
159,5
30,5
Berdasarkan nilai uji statistik jadi nilai perhitungan Thitung - > = 30,5
e.       Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, Thitung - > T0,05, maka H0 ditolak. Jadi, model tas dengan inovasi baru lebih laku terjual dari pada sebelum inovasi.
2.      Uji Kebebasan Chi-Square
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada perhitungan manual uji kebebasan adalah menentukan hipotesis, derajat kebebasannya, nilai hitung dan terakhir menarik kesimpulan. Berikut adalah penjabaran dari perhitungan manual uji kebebasan.
Tabel 3.4 Hasil Pengamatan Distribusi Tas
Daerah
Varian Model Tas (per unit)
Jumlah
Messanger bag
Sling bag
Briefcase
Backpack
Duffel bag
Karawang
12
10
8
13
11
54
Cikarang
10
15
9
13
12
59
Cibitung
14
8
10
7
16
55
Tambun
9
13
11
12
9
54
Bekasi
15
10
15
9
17
66
Jumlah
60
56
53
54
65
288
a.       Hipotesis
H0 : Tingkat distribusi tas pada suatu daerah saling bebas terhadap varian model tas.
H1: Tingkat distribusi tas pada suatu daerah tidak saling bebas terhadap varian model tas.
b.      Derajat Kebebasan
Derajat kebebasnnya diperoleh dengan rumus:
d.f = (b - 1)(k - 1)                         
      = (5–1)(5–1) = 16
Taraf nyata = 0,05
              Nilai X2 tabelnya adalah =  26,296
c.       Kriteria
Jika X2 hitung ≤ X2 tabel, maka H0 diterima.
Jika X2 hitung > X2 tabel, maka H0 ditolak.
d.      Nilai Uji Statistik
Frekuensi harapan distribusi tas untuk daerah Karawang.
      Contoh perhitungan: Fe1 =  = 11,25
      Frekuensi harapan distribusi tas untuk daerah Cikarang.
Contoh perhitungan: Fe1=  = 12,29
Frekuensi harapan distribusi tas untuk daerah Cibitung.
Contoh perhitungan: Fe1 =  = 11,46
Frekuensi harapan distribusi tas untuk daerah Tambun.
Contoh perhitungan: Fe1 =  = 11,25
Frekuensi harapan distribusi tas untuk daerah Bekasi.
Contoh perhitungan: Fe1 =  = 13,75
Tabel 3.5 Kontingensi Uji Kebebasan
Daerah
Varian Model Tas
Jumlah
Messanger bag
Sling bag
Briefcase
Backpack
Duffel bag
F0
Fe
F0
Fe
F0
Fe
F0
Fe
F0
Fe
F0
Fe
Karawang
12
11.25
10
10.5
8
9.93
13
10.13
11
12.19
54
54
Cikarang
10
12.29
15
11.47
9
10.86
13
11.06
12
13.32
59
59
Cibitung
14
11.46
8
10.7
10
10.12
7
10.31
16
12.41
55
55
Tambun
9
11.25
13
10.5
11
9.94
12
10.12
9
12.19
54
54
Bekasi
15
13.75
10
12.83
15
12.15
9
12.38
17
14.89
66
66
Jumlah
60
60
56
56
53
53
54
54
65
65
288
288
X2hitung  = 
      X2Karawang  = +  +  +  +
                       = 0,05 + 0,02 + 0,38 + 0,81 + 0,12 = 1,38
X2Cikarang   = +  +  +  +
              = 0,43 + 1,09 + 0,32 + 0,34 + 0,13= 2,31
X2Cibitung = +  +  +  +
                 = 0,56 + 0,68 + 0,001 + 1,06 + 0,53 = 2,84
X2Tambun  = +  +  +  +
            = 0,45 + 0,6 + 0,11 + 0,35 + 0,83= 2,34
X2Bekasi  = +  +  +  +
           = 0,11 + 0,62 + 0,67 + 0,92 + 0,29 = 2,61
Total X2 hitung = 1,38+ 2,31 + 2,84 + 2,34 + 2,61 = 11,48
e.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat, nilai X2 hitung lebih kecil dari dari pada X2 tabel yang sebesar 26,296 yang menyatakan H0 diterima yang berarti tingkat distribusi tas pada suatu daerah saling bebas terhadap varian model tas.