Pertumbuhan
penduduk yang terjadi di Indonesia banyak menimbukan pro dan kontra. Pertambahan
jumlah penduduk yang terlalu cepat dapat menimbulkan banyak permasalahan.
Pertambahan penduduk tentunya menuntut juga penambahan berbagai fasilitas,
misalnya perumahan, sekolah, angkutan, dan pekerjaan. Pertambahan penduduk yang
berlangsung terlalu cepat, menyebabkan tidak cukup waktu untuk merencanakan dan
menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Sebagai salah satu contohnya
adalah untuk sebagian orang yang tinggal
di perkotaan mungkin pernah melihat atau merasakan bahwa jalanan sering macet,
rumah rumah saling berhimpitan, dan tidak ada lapangan untuk bermain. Hal
tersebut merupakan salah satu dampak dari per tambahan penduduk yang terjadi di
suatu tempat.
Pertambahan penduduk di Indonesia
saja sudah sangat banyak. Hal ini semakin diperkuat dengan adanya catatan dari
data statistik Indonesia dapat dikatakan bahwa
hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua
puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada
tahun 2025. Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia
selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade
1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun,
kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen
dan 0,92 persen per tahun. Turunnya laju
pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun
penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian.
Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal
proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan
Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang
sama.
Salah
satu ciri penduduk Indonesia adalah persebaran antar pulau dan provinsi yang
tidak merata. Sejak tahun 1930, sebagian
besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal luas pulau itu kurang
dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan Indonesia. Namun secara
perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun
dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000 menjadi 55,4 persen pada tahun 2025.
Sebaliknya persentase penduduk yang
tinggal di pulau pulau lain meningkat seperti, Pulau Sumatera naik dari 20,7
persen menjadi 22,7 persen, Kalimantan naik dari 5,5 persen menjadi 6,5 persen pada periode yang
sama. Selain pertumbuhan alami di
pulau-pulau tersebut memang lebih tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa, faktor
arus perpindahan yang mulai menyebar ke pulau-pulau tersebut juga menentukan
distribusi penduduk
Berdasarkan
adanya per tambahan jumlah penduduk di Indonesia tentu saja dapat berpengaruh
kepada lingkungan dan pemukiman dari masyarakat. Sebagai contoh tentu saja
dengan adanya jumlah penduduk yang semakin bertambah namun tidak disertakan
dengan penambahan fasilitas tentu saja aka menimbulkan banyakya pemukiman kumuh
yang belum tentu hal tersebtu didirikan secara legal.
Gambar 1
Gambar
2
Berdasarkan gambar-gambar diatas
tersebut dapat dikatakan bahwa inilah dampak dari adanya per tambahan penduduk
yang semakin besar. Adanya pemukiman kumuh yang tidak terkendali dan justru
dapat menyebabkan banyaknya sampah yang ada. Selain itu adanya pemukiman warga yang dibangun
dengan saling merapat yang justru menyebab lingkungan tidak kondusif dan dapat
menyebabkan ketidak nyamanan.
Apabila pertambahan penduduk di
Indonesia tidak terkendali dan semakin banyak maka serta tidak adanya
penambahan fasilitas yang cukup maka tidak menutup kemungkinan bahwa akan
terjadi dampak yang lebih buruk. Misalnya saja seperti banyaknya
gelandangan-gelandangan yang ada akibat tidak memiliki fasilitas tempat tinggal
atau pemukiman yang justru bisa merugikan pihak lain seperti pada gambar
berikut yang menunjukan sebagai potret kehidupan masyrakat yang tidak mampu
mendapatkan fasilitas yang layak sehingga akhirnya mereka menjadi gelandangan.
Gambar 3
Dengan adanya permasalahan yang terjadi di Indonesia
menyangkut per tambahan penduduk dan lingkungan pemukiman ini, maka harus
dilakukan banyak sekali perbaikan dan berbagai pihak. Tentu saja dari
pemerintah khusus nya harus bisa mengendalikan arus per tambahan penduduk yang
terjadi, selain itu dengan adanya per tambahan penduduk yang terjadi tentu saja
harus diadakan juga penambahan fasilitas yang sesuai dengan kapasitas dari
negara kita Indonesia. Pemerintah juga harus bisa mengupayakan untuk mengatur
penyebaran penduduk yang ada, sebab apabila tidak maka yang terjadi adalah
suatu tempat yang dihuni akan penuh dengan penduduk dan tidak adanya
keseimbangan jumlah penduduk di berbagai tempat. Dengan adanya upaya tersebut tentu
saja dapat berpengaruh positif terhadap pengendalian per tambahan penduduk,
diantaranya lingkungan pemukiman semakin baik, dapat meminimalisir pemukiman
ilegal, dan masih banyak dampak positif lainnya yang dapat terjadi. Selain dari
segi pemerintah tentu saja dari segi pribadi juga dibutuhkan, seperti harus
adanya pengetahuan dari orang-orang tentang keluarga berencana (KB) serta
pengetahuan lain yang dapat menekan angka kelahiran agar tidak terlalu
meningkat, dan lain lain.