Sampai kapan
pun perjuangan pemuda Indonesia jangan pernah berakhir. Sepatutnya, pemuda menjadi
tombak generasi penerus bangsa yang selalu diliputi mimpi-mimpi besar
menuju titik peradaban yang tinggi. Rasa optimisme yang dilontarkan Ir. Soekarno
memberikan secercah harapan baru bagi bangsa Indonesia agar senantiasa
menegakkan keadilan sosial dalam dimensi kebhinekaan bangsa.
Sampai saat ini, pemuda (mahasiswa) selalu
disebut-sebut sebagai pelopor perubahan, perubahan sistem, perubahan kehidupan
yang berasal dari keterpurukan menuju kehidupan bangsa yang lebih baik. Dalam
hal ini, mahasiswa sudah menunjukkan perannya dalam Sumpah Pemuda pada tahun
1928, Proklamasi (1945), Orde Baru (1966), Reformasi (1998). Semua momen ini
merupakan bukti kekuatan para pemuda Indonesia, yaitu mahasiswa sebagai tonggak
perubahan kehidupan bangsa.
Bagaimana pun,
Sumpah Pemuda menjadi bukti torehan sejarah para pemuda bangsa untuk menyamakan
pandangan akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam meluluhlantahkan
penjajahan di atas bumi pertiwi. Dalam sejarah bangsa kita tercatat, para
pemuda bangsa yang berasal dari beragam latar belakang yang berbeda, bersatu
melaksanakan kongres pemuda dengan satu tujuan bersama, yakni mewujudkan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Melalui tangan-tangan para pemuda, Indonesia
diakui sebagai negara yang berdaulat.
Refleksi pada sejarah ini menjadi awal
perubahan bangsa dari ketertindasan, pembodohan, dan ketidakadilan. Hal yang
seharusnya kita lakukan saat ini ialah terus berjuang menuju restorasi bangsa
dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa menuju pembebasan dari ketertindasan
dan ketidakadilan para pemangku pemerintahan ini.
Bagi bangsa
Indonesia masa kini, semangat perjuangan para pemuda terdahulu benar-benar
harus disadari sebagai wujud perjuangan para pemuda dalam mengejawantahkan
intelektualitasnya menuju pembebasan dan keadilan sosial. Jangan sampai
perburuan intelektual itu, semata hanya didasari kepentingan personal dan
cenderung melupakan kehidupan sosial.
Hal ini dapat
terjadi atas dasar kesamaan visi para pemuda bangsa yang ingin
mengesampingkan egoisme golongan demi perubahan bangsa ini. Kalau saja dulu
para pemuda tidak bersepakat membentuk wadah perjuangan pemuda yang sama,
mustahil spirit kebersamaan akan terwujud di atas kebhinekaan bangsa ini.
Kesepakatan tersebut terwujud sebagai manifestasi perjuangan pemuda untuk
menegakkan dan membebaskan ketertindasan pribumi dari kaum penjajah yang
semena-mena.
Di mana dari
waktu ke waktu, bangsa Indonesia memang selalu membutuhkan inovasi-inovasi baru
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang juga semakin berkembang menuntut suatu
perubahan. Lihat saja, sejak sebelum kemerdekaan, bangsa kita mengalami masalah
dalam menuntaskan penjajah. Akan tetapi permasalahan itu tidak lantas selesai
setelah proklamasi dikumandangkan di tanah Indonesia. Sekitar tahun 1994,
krisis moneter mulai lahir dengan segala pengaruhnya dalam berbagai bidang
aspek kehidupan. Tidak itu saja perbedaan idealisme yang menyebabkan perpecahan semakin kuat menggerogoti
mental bangsa.
Kemudian pada
puncak tahun 1998 terjadilah suatu revolusi terbesar di negara kita oleh
kekuatan para pemuda yang bersatu dalam satu tujuan sama, yaitu menuntut
perubahan. Hal ini terjadi akibat jiwa pemuda yang selalu panas akan
pemerintahan yang dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat.
Di sinilah momen besar yang membuktikan bahwa kekuatan dan pengaruh pemuda,
utamanya mahasiswa mampu membawa perubahan dengan menggulingkan rezim orde baru
menuju reformasi yang diharapkan mampu membawa kesejahteraan dan kehidupan
bangsa yang lebih baik. Akan tetapi, apakah perjuanagan itu selesai sampai di
sini? Atau sudah puaskah kita sebagai pemuda dengan kondisi bangsa kita saat
ini?
Tentu saja
tidak, reformasi yang sudah diusung pemuda pada 1998 ternyata masih belum bisa
dijadikan sebagai tonggak kehidupan kehidupan bangsa yang ideal. Karena
pemerintah yang berdiri di sana semakin larut, semakin jauh dari tujuan
mahasiswa. Kepentingan pemerintah sudah bukan berorientasi pada rakyat, akan
tetapi lebih kepada pemenuhan perut pribadi.
Pada awal abad
ke-21 ini, permasalahan di negara kita semakin kompleks dibandingkan dengan
masa-masa sebelumnya. KKN, keserakahan, kapitalisme, lunturnya harga
diri bangsa dan Lack of Leadership sudah menjadi hal yag dianggap biasa
terjadi di Indonesia. Tanpa disadari, permasalahan itulah yang menyebabkan
kerugian terbesar dan semakin rendahnya mental bangsa Indonesia. Mulai dari
kemiskinan yang tidak henti, pendidikan rendah, sumber daya manusia lemah,
sampai teknologi yang selalu ketinggalan dengan negara-negara maju
seperti Jepang, Amerika, dan Belanda. Bahkan kondisi alam Indonesia pun sudah
tidak mendukung atau bersahabat dengan negara kita. Bencana alam terjadi di mana-mana. Masih
banyak sekali permasalahan bangsa kita, mulai dari aspek hukum, keadilan, sistem
pemerintahan, dan politik.
OPINI :
Sebagai pemuda masa kini diharapkan
mampu menjadi penerus tombak dalam
pembangunan bangsa dan negara, dengan hal ini diharapkan bisa
mendobrak dalam
suatu kehampaan
negara dalam
mencari kesempurnaan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta secara moral akan dituntut
tanggung jawab akademisnya dalam
menghasilkan yang berguna bagi
kehidupan lingkungan
bangsa Indonesia. Akan tetapi sangat
disayangkan, jika dalam kondisi bangsa kita saat ini peran pemuda semakin lemah.
Jiwa kritis mahasiswa semakin luntur
akibat termakan oleh penggunaan teknologi yang semakin canggih. Padahal
kecanggihan teknologi yang semakin tinggi tersebut, harusnya menjadi inspirasi
mahasiswa Indonesia untuk menciptakan karya dan inovasi besar untuk peningkatan
teknologi bangsa. Akan tetapi, kenyataan yang ada, sebagian besar
adalah sebaliknya. Para pemuda semakin terlena akan teknologi canggih yang
ditawarkan negara-negara maju untuk menurunkan mental pemuda Indonesia. Dari
situlah bangsa Indonesia mulai dicap dengan bangsa yang konsumtif. Hal inilah yang akan semakin
dimanfaatkan oleh negara-negara lain terhadap
bangsa kita.
Sumber :
http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/15/revitalisasi-mahasiswa-pemuda-masa-kini-sebagai-pemegang-estafet-tonggak-perubahan-bangsa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar