Korban longsor AS menjadi 16 orang
Sekitar
176 orang masih dinyatakan hilang di Washington
Pemerintah
Amerika Serikat mengatakan telah menemukan dua jenazah korban longsor lumpur di
negara bagian Washington sehingga menjadikan jumlah korban keseluruhan 16
orang.
Para
pejabat memperkirakan mereka telah menemukan delapan jenazah lagi di dalam
lumpur tetapi tidak dapat mengangkatnya. Sampai sejauh ini sekitar 176 orang
masih hilang. Lumpur setinggi 54 meter mengubur kota Oso, utara Seattle hari
Sabtu lalu. Para pejabat mengatakan pencarian akan dilanjutkan lagi.
"Kami
belum kehilangan harapan bahwa masih terdapat kemungkinan ditemukannya korban
selamat," kata pemimpin kelompok pemadam kebakaran Travis Hots kepada para
wartawan Selasa malam (25 Maret).
Longsor
lumpur yang tiba tiba terjadi hari Sabtu merusak 30 rumah, menutup sementara
sebuah sungai dan meninggalkan Klikberkilometer persegi lumpur dan serpihan.
Korban
hidup terakhir kali diselamatkan dari lumpur pada hari Sabtu.
Sekitar
200 penyelamat bertugas dengan dibantu anjing, helikopter, gambar, laser dan
peralatan penggalian.
Mereka
hanya bekerja saat malam hari ketika usaha penyelamatan menjadi berbahaya, kata
para pejabat.
Opini
:
Bencana
tanah longsor sudah sering sekali terjadi, baik di indonesia maupun di luar
negeri. Bencana longsor terjadi karena ada pergeseran atau gerakan tanah yang
menjadi gumpalan tanah, yang biasanya disebabkan oleh hujan yang cukup deras. Karena
hujan yang cukup deras inilah tanah tidak dapat menahan terjangan air hujan
yang diakibatkan karena adanya pengundulan hutan, pengundulan hutan ini yang
menimbulkan tanah longsor.
Peran
pemerintah disini sangat dibutuhkan untuk mengatasi bencana tanah longsor ini,
banyak cara untuk mengatasi bencana tanah longsor ini. Pemerintah dan
masyarakat baik di indonesia ataupun masyarakat luar negeri wajib melestarikan
hutan yang ada, membuat saluran drynase yang baik dan bersih, tidak menebang hutan
yang berada dilereng atau tebing, dan tidak membuat lahan pertanian baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar